Yang Menyampaikan Belum Tentu Lebih Baik

Yang menyampaikan belum tentu lebih baik ~ Uje

Innalillahi waa inna ilaihi roji’un. Berita tentang wafatnya Ustadz Jeffri Al-Bukhori sangat mengejutkan pagi saya dan Abi, kemarin. Lewat tulisan ini, saya hanya ingin mengirimkan doa, semoga beliau wafat dalam kondisi huznul khotimah dan semua amalannya diterima Allah.

Sebuah kalimat dari Uje, sapaan khas sang ustadz, yang pernah saya rekam dalam ingatan, adalah “yang mengatakan belum tentu lebih baik.” Kalimat ini diucapkan untuk mengingatkan/renungan bagi pendengar, mungkin juga untuk beliau, bahwa dengar, lihat dan amalkan pesan dakwah bukan karena siapa yang menyampaikan, tapi apa isi dari yang disampaikan karena belum tentu seorang penyampai sebaik apa yang disampaikannya.

Sekali waktu, seorang teman pernah bercerita pengalaman ketika dia bertemu dengan seorang penulis, bahkan menginap di rumahnya. Melihat keseharian sang penulis tersebut, membuatnya mulai membanding-banding, antara penulis dan isi dari buku-buku beliau yang sebagian besar bertemakan motivasi dan inspirasi. Saya sendiri kurang tahu aktivitas apa yang membuat temanku ini kurang sreg, hingga kemudian berkomentar, “ternyata si A tidak sebaik, seperti tulisan di bukunya.” Statement inilah yang kemudian membuat saya memikirkan kalimat dari Uje.

Bahwa, janganlah kita menilai manusia, lewat apa yang disampaikan atau dituliskan. Saat mendengarkan atau membaca sesuatu, pahami dan rasakan sebatas apa yang disampaikannya. Jika apa yang disampaikan baik, ambil dan amalkan, jika buruk, buang tanpa perlu “mencibir” si penyampai, karena manusia, hanyalah sebatas MANUSIA, yang meski ‘dinobatkan’ sebagai makhluk paling sempurna di muka bumi, ternyata memiliki banyak kekurangan, kelemahan, dan kekhilafan.

Wallahu’alam bisshowwab

Categories:

9 Comments

Leave a reply to Sinta Nisfuanna Cancel reply