Warung Miza

Sudah hampir sebulan, kami membuka warung jajanan kecil-kecilan di depan rumah. Sebenarnya membuka warung sudah terbersit sejak lama, tapi eksekusinya belum juga terlaksanakan *sepertinya terlalu banyak berpikir* lamaaa… sampai kami sendiri lupa. Suatu hari, pas kami sedang menikmati mie ayam di deket Pasar Klender, di bagian depannya ada toko jajanan grosir. Kembali terbersit di kepala kami, tentang rencana membuka warung cilik di depan rumah. Tanpa berpikir lagi, setelah selesai menuntaskan isi mangkuk mie ayam, kami segera menyeberang dan masuk ke toko grosiran tersebut, dan pulang membaca sekardus makanan kecil.

Memang, dagangan kami sebagian besar adalah jajanan anak-anak karena posisi rumah yang cukup strategis, berada di dekat area tempat anak-anak bermain dan warga berkumpul. Jujur, untung dari warung tidak terlalu besar, bahkan kecil sekali, tapi tetap menyenangkan. Apalagi, saat melibatkan Miza setiap kali ada yang membeli. Ada aura antusias di wajah Miza setiap kali diajak untuk melayani pembeli. Aktivitas menerima uang dan memasukkan uang ke kotak penyimpanan, atau memberikan uang kembalian, menjadi salah satu hal menyenangkan dan dianggapnya sebagai “area” bermain.

Lucunya, tak jarang ketika ada temannya yang memanggil Miza melalui tempat berjualan, akan disodorinya makanan jualan. Saat diterima, senyum/tawa merekah di bibir Miza. Hasilnya, si teman menganggapnya pemberian, dan jualan pun berkurang tanpa pemasukan uang hehehehe… Alhamdulillah, meski begitu, kami tidak terlalu mengejar keuntungan melalui warung kecil ini, bahkan seringkali jualan berkurang karena kita cemilin sendiri. Tapi, minimal melalui dibukanya warung kecil ini, rumah kami menjadi lebih ramai dan Miza bisa berkenalan dengan aktivitas jual-beli. Alhamdulillah ^_^

Warung Miza

 

11 Comments

  1. Mizaaaa… Tumbas deeeek 🙂

    Bisa ngajarin wirausaha nih buat anak, nanti dikemudian hari dia ingat n punya ketertarikan krn pernah suka dgn usaha dagang 🙂

  2. Wahaha miza mau bebisnis juga. Say jga dlu punya warung begni,sama mbak…dimakanin sndiri snacknya huehehe

    1. wkwkwkwkwk… susah ya kalau penjaganya suka ngemil, bukan abis kejual, tapi abis dicemilin 😛

Leave a reply to Sinta Nisfuanna Cancel reply