Emosi Naik-Turun Saat Hamil

Menjelang usia 6 bulan kehamilan, emosi rasanya semakin tidak stabil. Emosi naik-turun tidak jelas. Perasaan suntuk sampai marah menggedor-gedor. Mudah lelah, inginnya selalu istirahat, hampir terjadi setiap saat. Perut kembung dan nyeri bagian bawah perut mulai melanda, menambah suasana hati yang tidak menentu.Tapi, inilah hamil, proses yang harus dijalani setiap kali menanti kedatangan adik bayi.

26314-perubahan-mood-yang-drastis-saat-hamil-091417

Sedihnya, bocah-bocah jadi sering menjadi sasaran omelan panjang-pendek karena tingkah dan hiruk pikuknya. Emosi kadang juga terpancing untuk hal sepele, seperti suami yang salah meletakkan pisau dapur. Atau, bisa dikarenakan pikiran yang rasanya waktu sempit tapi banyak yang tidak terselesaikan dengan baik. Saat suami melihat emosi yang turun, muka lelah, dan bertanya kenapa, bingung akan menjawab apa.

Lukasse dkk. juga mengatakan, sebanyak 7,4% wanita hamil mengalami stres emosional pada usia kehamilan 17 minggu dan 6% wanita hamil mengalami stres emosional pada usia 30 minggu. Pada masa kehamilan, kondisi hormonal seorang wanita berubah secara drastis. Bukan hanya hormon estrogen, namun juga hormon lain seperti progesteron, corticotropin-releasing hormone (CRH), adrenocorticotropic hormone (ACTH), dan kortisol. Stres psikologis sering dikaitkan dengan keberadaan hormon kortisol, sehingga mudah dipahami mengapa wanita hamil cenderung lebih emosional.[1]

5-cara-sehat-untuk-kontrol-rasa-marah
sumber: merdeka.com

Depresi saat kehamilan akan meningkatkan resiko untuk mengalami postpartum, dengan kasus postpartum sekitar 25 persen yang biasanya dimulai saat kehamilan. Perubahan mood yang sangat cepat dapat menimbulkan penyakit bipolar disorder yang merupakan jenis penyakit psikologi, ditandai dengan perubahan mood (alam perasaan) yang sangat ekstrim, yaitu berupa depresi dan mania.[2]

Kondisi seperti ini ternyata tidak boleh disepelekan. Mengendalikan suasana hati sangat penting, bukan hanya supaya anak/pasangan tidak ketiban emosi, tetapi juga untuk kesehatan psikologis si Ibu hamil. Tapi, ya begitulah, seringkali pengendalian menjadi susah dilakukan saat badan dalam kondisi lelah. Maka, cukup istirahat menjadi salah satu solusi penting.

Saya, termasuk manusia berkarakter introvert sehingga tidak terlalu suka bercerita atau mencurahkan hati dalam bentuk perbincangan/obrolan. Saya lebih suka menyemburkannya dalam bentuk tulisan. Cara ini juga termasuk efektif bagi saya, untuk menenangkan pikiran karena sepanjang menulis, rasa bingung atau sumpek lebih bisa terurai dengan baik.

smile

Sebagai bookaholic, rebahan sambil membaca buku, menjadi waktu-waktu istimewa bagi saya saat badan sudah menjerit lelah. Tiduran membuat pinggang dan punggung bisa beristirahat dengan baik, meski di samping kanan-kiri, Miza dan Azi senantiasa ‘menemani’ sambil loncat-loncatan di atas kasur.

Kehamilan ketiga, ternyata masih menyimpan banyak pelajaran. Pemikiran, bahwa sudah pernah mengalami proses 9 bulan hamil akan membuatnya lebih mudah dilewati, tenyata tidak terlalu terbukti. Masih banyak hal yang perlu disikapi dengan baik, salah satunya mengendalikan emosi.

Referensi:
[1] https://www.klikdokter.com/rubrikspesialis/kebidanan-kandungan/info-kebidanan-kandungan/atasi-mood-naik-turun-saat-hamil
[2] http://www.parenting.co.id/hamil/kenapa+ibu+hamil+suka+menangis%3F

 

Categories:

12 Comments

    1. alhamdulillah, emosi naik-turun paling kenceng kalau sudah ngadepin Miza Azi…wow bingits 😛

  1. Masya Allah Mba sintaa,,, semangaat ya anak ke 3.. semoga Allah selalu melindungi mba dan dede utun, diberikan kesehatan, kekuatan, dan ketenangan hati serta pikiran 🙂

Leave a reply to Nur Irawan Cancel reply